Nah, di artikel ini, kami akan membahas tentang API, cara kerja, dan contohnya. Mari simak lebih lanjut.
Apa itu API?
API adalah singkatan dari Application Programming Interface. API sendiri merupakan interface yang dapat menghubungkan satu aplikasi dengan aplikasi lainnya.
Dengan kata lain, peran API adalah sebagai perantara antar berbagai aplikasi berbeda, baik dalam satu platform yang sama atau pun lintas platform.
Perumpamaan yang bisa digunakan untuk menjelaskan API adalah seorang pelayan di restoran. Tugas pelayan tersebut adalah menghubungkan tamu restoran dengan juru masak.
Jadi, tamu cukup memesan makanan sesuai daftar menu yang ada dan pelayan memberitahukannya ke juru masak. Nantinya, pelayan akan kembali ke tamu tadi dengan masakan yang sudah siap sesuai pesanan.
Itulah gambaran tugas dari API dalam pengembangan aplikasi.
Lebih jauh, API sendiri bisa digunakan untuk komunikasi dengan berbagai bahasa pemrograman yang berbeda. Hal ini tentu cukup memudahkan bagi developer. Bahkan, developer tidak perlu menyediakan semua data sendiri karena cukup mengambil data yang dibutuhkan dari platform lain melalui API.
Tidak hanya itu, API juga memungkinkan Anda mengembangkan sebuah website dengan berbagai fitur yang lebih lengkap. Jika menggunakan WordPress, Anda bisa melakukan integrasi dengan berbagai platform menggunakan API. Salah satu contohnya adalah WordPress REST API.
Sebagai contoh, ketika Anda menggunakan MailChimp untuk upaya email marketing, Anda perlu melakukan integrasi layanan MailChimp di WordPress Anda dengan bantuan plugin. Kemudian, Anda cukup memasukkan API key yang dibutuhkan agar layanan tersebut berjalan otomatis di website Anda.
Jenis API
Pada penggunaannya, terdapat empat jenis API sesuai dengan hak aksesnya. Apa saja?
1. Public API
Public API sering disebut dengan Open API. Sesuai dengan namanya, Public API adalah jenis API yang bisa digunakan siapa saja dalam lintas platform.
Selain itu, jenis API ini paling mudah digunakan. Anda cukup mendaftar atau langsung memanfaatkannya di aplikasi Anda. Contohnya, API untuk Google Maps dan API untuk data Covid Indonesia.
2. Private API
Berbeda dengan public API, Private API adalah jenis API yang tidak terbuka untuk penggunaan umum. Biasanya, API jenis ini dibuat untuk keperluan internal dalam pengembangan aplikasi tertentu.
Misalnya, API dari back end yang digunakan untuk mengakses front end dari sebuah website. Atau, aplikasi untuk pengembangan aplikasi mobile.
3. Partner API
Partner API bisa digunakan untuk kepentingan umum tapi sebatas pihak yang sudah memiliki izin penggunaannya. Seperti halnya public API, Anda perlu mendaftar kepada penyedia API terlebih dahulu. Kemudian, menggunakannya hanya di aplikasi tertentu sesuai perjanjian. Contohnya, API Pinterest.
4. Composite API
Composite API merupakan API yang menyimpan data dari berbagai server atau hosting dalam satu tempat. Tentunya, hal tersebut sangat menghemat waktu bagi pengguna. Itu karena pengguna bisa mendapatkan berbagai jenis data hanya dalam sekali akses.
Cek : Layanan Hosting Server Indonesia Tercepat dari Niagahoster!
Manfaat API
Lalu, apa sebenarnya manfaat API dalam pengembangan website atau aplikasi?
1. Memudahkan Membangun Aplikasi yang Fungsional
Dengan menggunakan API, akan lebih mudah untuk membuat aplikasi yang fungsional dan kompleks. Tanpa perlu menambahkan data secara manual, aplikasi yang dikembangkan akan memiliki fitur dari aplikasi tujuan.
Sebagai contoh, pada aplikasi Gojek. Sebagai sebuah platform layanan transportasi, peran peta sangatlah penting. Namun, Gojek tidak perlu mengembangkan aplikasi peta sendiri. Dengan API, aplikasi tersebut cukup mengambil data dari Google Maps.
Penggunaan API ini cukup membantu membuat platform Gojek semakin besar. Alasannya, developer cukup mengembangkan layanan lain karena penggunaan peta sebagai elemen utama dipastikan berjalan dengan baik.
[amp-cta id=”34694″]
2. Pengembangan Aplikasi Menjadi Lebih Efisien
Dengan adanya API, Anda tidak perlu melakukan komunikasi langsung dengan aplikasi lain yang ingin dihubungkan. Cukup dengan komunikasi melalui API. Hal ini sangat membantu, terutama jika Anda ingin membangun aplikasi lintas platform dengan berbagai layanan sekaligus.
Sebagai contoh, Anda membangun website pemesanan tiket online untuk berbagai maskapai di dunia. Dengan bantuan API, Anda cukup melakukan integrasi untuk masing-masing layanan maskapai tersebut. Jadi, tidak perlu lagi melakukan komunikasi manual berupa update harga atau tersedianya tempat duduk.
Selain itu, Anda bisa dengan mudah menambahkan atau mengurangi integrasi layanan sesuai perkembangan bisnis Anda.
3. Meringankan Beban Server
Dengan menggunakan API, Anda tidak perlu menyimpan semua data yang dibutuhkan di server Anda sendiri. Cukup meminta API untuk mendapatkan data terbaru dari server aplikasi asal. Dengan kondisi ini, server Anda tidak akan terbebani. Pada akhirnya, mengurangi resiko website tidak dapat diakses karena server down.
Arsitektur API
Ada tiga arsitektur API yang sering digunakan oleh developer dalam pembangunan aplikasi. Nah, arsitektur ini berkaitan pada bentuk data yang dikirim. Lalu, apa saja arsitektur API yang sering digunakan?
1. RPC
RPC merupakan teknologi untuk membuat komunikasi antara client side dan server side bisa dilakukan dengan konsep sederhana.
RPC memiliki dua jenis, yaitu XML-RPC dan JSON-RPC. Sesuai namanya, XML-RPC adalah jenis RPC yang menggunakan format XML sebagai media perpindahan data, sedangkan JSON-RPC menggunakan JSON untuk perpindahan data.
2. SOAP
Arsitektur API lainnya adalah SOAP (Simple Object Access Protocol). Arsitektur ini menggunakan XML (Extensible Markup Language) yang memungkinkan semua data disimpan dalam dokumen.
3. REST
REST atau Representational State Transfer adalah arsitektur API yang cukup populer karena kemudahan penggunaannya. Tak perlu belajar coding yang panjang untuk menggunakannya.
REST menggunakan JSON sebagai bentuk datanya sehingga lebih ringan. Performa aplikasi pun menjadi lebih baik.
Cara Kerja API
Sebelum masuk ke langkah lebih detail, coba perhatikan ilustrasi cara kerja API sebagai berikut:
1. Aplikasi Mengakses API
Bagian pertama dari cara kerja API adalah ketika pengguna mengakses sebuah aplikasi. Untuk memudahkan penjelasan kami menggunakan contoh Traveloka.
Ketika Anda ingin memesan tiket pesawat untuk tujuan tertentu, Traveloka akan mengakses API maskapai penerbangan yang sudah dihubungkan.
2. API Melakukan Request ke Server
Setelah aplikasi berhasil mengakses alamat API, permintaan tersebut akan diteruskan ke server maskapai penerbangan. Jadi, API akan memberitahukan bahwa Traveloka membutuhkan data penerbangan untuk tanggal dan tujuan yang telah disebutkan.
3. Server Memberi Respon ke API
Ketika menemukan data yang sesuai permintaan, server kembali menghubungi API. Data tersebut berupa informasi seperti ketersediaan tempat duduk, jam keberangkatan dan lainnya.
4. API Menyampaikan Respon ke Aplikasi
Selanjutnya, API meneruskan informasi dari server ke aplikasi Anda. Dalam contoh ini, Traveloka akan mendapatkan informasi yang didapatkan dari maskapai penerbangan yang dihubungi.
Proses ini berlangsung bersama dengan permintaan ke maskapai penerbangan lain. Oleh karena itu, dalam satu pencarian Traveloka bisa menampilkan jadwal penerbangan dari berbagai maskapai sekaligus.
Contoh API
Berikut contoh API yang populer dalam penggunaan di website dan aplikasi:
1. API Qantas
Banyak maskapai penerbangan yang menyediakan API. Salah satunya, Qantas. Perusahaan transportasi asal Australia ini memungkinkan Anda melakukan pemesanan tiket di website resmi mereka. Namun, mereka juga menyediakan API untuk aplikasi atau website lain.
API yang disediakan berisi data untuk pemesanan tiket pesawat bagi platform lain. Contohnya, jadwal keberangkatan pesawat, jumlah kursi tersedia, hingga harga tiket.
Salah satu aplikasi yang menggunakan API tersebut adalah Expedia. Ketika Anda melakukan pencarian tiket di tanggal dan tujuan tertentu, informasi dari Qantas akan muncul jika sesuai kriteria.
2. API Google Maps
Google Maps menyediakan API berisi data berupa peta. Fitur dari Google Maps memungkinkan untuk menampilkan lokasi pengguna hingga jarak dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Bahkan, bisa saja ada pengembangan fitur lain ke depannya.
Nah, ketika Gojek, misalnya, menggunakan API Google Maps, semua fitur di atas bisa digunakan di aplikasi mereka. Hal ini tentu akan memudahkan mendapatkan lokasi akurat yang berguna bagi penumpang dan pengemudi. Selain itu, akan lebih mudah bagi penentuan tarif berdasarkan jarak tempuh sesuai data yang diterima dari Maps.
3. API Facebook
Facebook juga menyediakan API. Sebagai sebuah platform media sosial tentunya Facebook memiliki data akun pengguna, seperti postingan, data pembayaran, games dan lain-lain.
Dalam penggunaannya, Anda bisa menampilkan profil facebook atau fanspage Anda di website tersebut. Dengan begitu, profil Anda akan lebih dikenal oleh pengunjung.
Sudah Paham Tentang API?
Nah, Anda pasti sudah mulai paham tentang API karena cukup banyak yang telah Anda pelajari. Mulai dari pengertian, jenis, manfaat hingga cara kerjanya.
API adalah solusi agar pengembangan website menjadi lebih baik dan lebih mudah. Berbagai contoh penggunaan API juga sudah kami sebutkan di atas. Hal itu tentu dapat menjadi inspirasi Anda ketika ingin membangun sebuah website dan aplikasi dengan baik.
Semoga artikel ini dapat memberikan gambaran tentang API. Tetap semangat dan jangan menyerah!