E-Commerce, menjadi segmen bisnis yang banyak mendapatkan perhatian pasca terjadinya pandemi lalu. Keterbatasan yang diberlakukan harus diadaptasi dengan pemenuhan kebutuhan belanja, sehingga industri e-commerce juga turut berkembang. Penggunaan AI in e-commerce menjadi salah satu hal menarik yang bisa dibahas untuk artikel kali ini.
Disadari atau tidak, sejatinya AI telah disematkan di banyak sekali sisi dari e-commerce ini. Mulai dari menyusun rekomendasi untuk user, kemudian menganalisis kebiasaan dan pola belanjanya, urusan proteksi pada metode pembayaran, dan lain sebagainya.
Untuk memahami use case dari AI in e-commerce, Anda dapat cermati contoh berikut ini.
1. Rekomendasi Diberikan Berdasarkan Preferensi
Jika Anda merupakan pelaku bisnis di e-commerce, tentu Anda paham bahwa platform ini memiliki cara memberikan rekomendasi yang unik. Benda atau barang yang baru saja dicari oleh user akan kembali muncul dalam bentuk atau brand berbeda, sebagai rekomendasi yang diberikan sistem.
Hal ini tidak terjadi begitu saja, karena melibatkan analisis AI dalam prosesnya. AI akan memproses permintaan pencarian, barang yang dilihat, atau barang yang diklik pada e-commerce, dan mencari produk dengan kriteria serupa.
Dalam waktu singkat, user dapat melihat barang-barang lain dari brand berbeda, dan barang terkait dengan pencarian yang dilakukannya.
Bahkan sekarang, user tidak perlu melakukan pencarian secara konvensional. Dalam artian ketika pencarian dilakukan di satu platform, maka rekomendasi produk dan iklan akan muncul pada berbagai platform lain yang user gunakan.
2. Penerapan Dynamic Pricing
Serupa dengan namanya, dynamic pricing merupakan sebuah sistem AI yang dapat membantu Anda menyesuaikan harga produk, dan memberikan rekomendasi perubahan harga, berdasarkan harga yang diberikan oleh kompetitor di platform yang sama.
Harga produk kemudian dapat menjadi lebih optimal dalam persaingan, dengan melibatkan berbagai promo atau potongan harga yang diberikan dari platform yang digunakan. Beberapa e-commerce telah memberlakukan sistem ini, dan menjadikannya fitur yang dapat digunakan oleh seller.
Seiring berjalannya waktu, rekomendasi perubahan harga jelas akan semakin canggih karena pertimbangan yang digunakan adalah dinamika harga di pasar.
3. Paling Jelas, Chatbot
Chatbot menjadi salah satu fitur wajib yang disematkan pada akun yang dimiliki seller di e-commerce. Mengapa demikian? Sebab dengan penyematan fitur berbasis AI ini Anda dapat memberikan respon cepat pada pertanyaan atau feedback yang dimasukkan pelanggan.
Hal ini dapat meningkatkan pengalaman pelanggan sehingga mereka dapat menjadi pelanggan potensial yang melakukan pembelian. Kenyamanan dan perasaan direspon secara organik memberikan pelanggan kesan yang baik pada bisnis, sehingga tidak merasa diabaikan.
Anda dapat mengatur chatbot untuk memberikan respon berdasarkan feedback yang diterima, disesuaikan dengan keyword yang telah diatur sebelumnya.
4. Segmentasi Pelanggan
Keberadaan AI in e-commerce juga dapat membantu proses segmentasi pelanggan yang ada, sehingga campaign yang diberikan benar-benar sesuai dengan karakter dan preferensi dari pelanggan yang ada. Pada data yang disajikan di luigisbox.com, dilaporkan terdapat peningkatan hingga 760% keuntungan dari segmented campaign yang disusun dengan bantuan AI ini.
Tentu angka ini tidak main-main, karena efektivitas campaign yang diluncurkan benar-benar maksimal dan memberikan leads berkualitas untuk bisnis Anda. Analisis data yang cermati dari AI pada segmentasi pelanggan membantu bisnis memiliki gambaran jelas mengenai kategori user, sehingga strategi yang dijalankan dapat selaras dengan hal ini.
5. Prediksi Penjualan dan Permintaan
Menggunakan sistem analisis yang baik, maka penjualan dan permintaan dapat diprediksi dengan lebih baik. Hal ini akan terkait dengan kelancaran supply chain, sehingga barang yang diproduksi dan ditawarkan tidak akan berada di bawah angka permintaan yang akan datang.
Apa dampaknya?
Bahwa barang akan selalu tersedia sepanjang waktu, sehingga pasar tidak mengalami kekosongan barang dan membuat pelanggan berpindah ke produk kompetitor. Ai, sekali lagi, hadir untuk membantu optimasi forecasting ini, sehingga diperoleh data yang paling mendekati dengan kondisi riil berdasarkan data-data yang dimiliki perusahaan di periode sebelumnya.
6. Pencarian Berbasis Suara dan Gambar
Mirip seperti yang diterapkan oleh Google atau mesin peramban lain, e-commerce juga mulai menerapkan proses pencarian berdasarkan suara dan gambar. Artinya, user dapat mencari barang yang diinginkannya dengan memasukkan perintah suara, atau memasukan foto produk yang diinginkan.
AI dapat mengenali input dan perintah tersebut, sehingga dalam waktu singkat akan memberikan rekomendasi produk yang serupa dengan apa yang dicari oleh user di e-commerce ini. Tentu saja ini akan meningkatkan kenyamanan dalam rangka menggunakan platform yang ada.
7. Verifikasi Pembayaran yang Solid
Keberadaan AI in e-commerce juga dapat dilihat pada penambahan layer verifikasi pembayaran sehingga lebih solid. Beberapa e-commerce menggunakan sistem verifikasi pembayaran yang lebih baik untuk menjamin keamanan transaksi yang dilakukan.
Pada proses pembayaran akan dilakukan dengan cara-cara yang lebih aman, dan berlapis, sehingga dipastikan hanya user yang sah saja yang dapat melakukan transaksi menggunakan akun yang bersangkutan.
Itulah Penerapan AI dalam dunia ecommerce, keberadaan AI in e-commerce jelas membawa perubahan yang tidak kecil. Dengan hadirnya sistem yang lebih ‘pintar’ dan dapat terus ‘belajar’, e-commerce akan jadi platform yang jauh lebih baik dari waktu ke waktu.
Jika kalian ingin konsultasi untuk memajukan teknologi ecommerce di dalam bisnis, Anda bisa menghubungi dan berdiskusi dengan kami disini