Daftar Bitcoin ETF Populer
- Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) milik GrayScale Investment yang memiliki dana kelolaan sebesar US$ 18,9 miliar.
- ProShares Bitcoin Strategy ETF (BITO) milik ProShares yang memiliki dana kelolaan sebesar US$ 1,03 miliar
- ProShares Short Bitcoin Strategy ETF milik ProShares yang memiliki dana kelolaan sebesar US$ 83,36 juta.
- VanEck Bitcoin Strategy ETF milik VanEck yang memiliki dana kelolaan sebesar US$ 45,05 juta.
- Valkyrie Bitcoin Strategy ETF milik Valkyrie Funds LLC yang memiliki dana keloaan sebesar US$ 29,87 juta.
Selain di Amerika Serikat, Bitcoin ETF juga cukup menjamur di Hong Kong, salah satu negara yang mendukung industri crypto. Beberapa Bitcoin ETF besar di Hong Kong adalah CSOP Bitcoin Futures ETF dan Samsung Bitcoin Futures Active ETF. Bahkan investor dapat membeli Bitcoin ETF tersebut secara langsung melalui HSBC Hong Kong.
Calon Bitcoin ETF Spot yang Didaftarkan
Berbeda dengan Bitcoin ETF (melacak harga kontrak berjangka) yang ada di pasar saat ini, Bitcoin ETF yang sedang ramai didaftarkan ini akan melacak harga BTC spot. Tak hanya itu, manajer investasi yang mendaftarkan Bitcoin ETF kali ini juga merupakan perusahaan dengan aset kelolaan besar.
- Blackrock. Perusahaan dengan dana kelolaan sebesar US$10 Triliun
- Fidelity Investment. Perusahaan dengan dana kelolaan sebesar US$4,5 triliun.
- Invesco. Perusahaan dengan dana kelolaan sebesar US$ 1,49 triliun.
- Wisdom Tree. Perusahaan dengan dana kelolaan sebesar US$ 87 miliar.
- Valkyrie. Perusahaan dengan dana kelolaan sebesar US$ 1 miliar.
Mengapa Bitcoin ETF Spot dari Blackrock Bisa Jadi Game Changer?
Masuknya BlackRock ke industri crypto dengan mendaftarkan Bitcoin ETF spot disambut baik oleh pelaku crypto. Penyebabnya adalah tingkat penerimaan pengajuan sekuritas BlackRock yang mencapai 575-1. Secara historis, BlackRock juga punya kemampuan yang apik dalam menavigasi regulasi yang ada. Dua hal yang sulit dicapai intitusi sebelumnya yang mendaftarkan Bitcoin ETF spot. Apalagi, langkah BlackRock merupakan respons atas tingginya permintaan terhapad produk berkaitan dari nasabahnya. Alasan lain yang akan mempertegas langkah BlackRock ke depan.
Lebih lanjut, BlackRock juga sudah meminta bantuan Nasdaq terkait pengawasan dan pelacakan identifikasi pelanggan dan data perdagangan pasar. Sementara untuk urusan kustodi, Coinbase akan menjadi pihak yang mengurus pembelian Bitcoin secara langsung. Kedua hal tersebut semakin menguatkan aspek keamanan untuk para nasabahnya. Adapun, salah satu alasan SEC menolak Bitcoin ETF dikarenakan alasan keamanan.
Jika sampai Bitcoin ETF spot milik BlackRock disetujui, imbasnya terhadap industri crypto diperkirakan akan sangat besar. Sebagai gambaran, BlackRock saat ini mengelola dana nasabah hingga US$ 10 triliun. Sementara jumlah pasokan BTC yang ada di seluruh exchange adalah 2,2 juta BTC. Dengan harga BTC sebesar US$ 30.000, maka nilainya setara US$ 66 miliar. Jumlah yang sangat kecil atau hanya 0,7% jika dibandingkan total portofolio BlackRock.
Belum lagi potensi permintaan yang melonjak dari investor institusi maupun ritel ketika Bitcoin ETF spot sudah diperdagangkan. Perpaduan semua hal tersebut bisa menciptakan gelombang baru investor crypto dan adopsi massal yang bisa membawa dampak besar terhadap pasar crypto di masa depan. Tentu saja ini hanya hipotesis dan perkiraan semata. Bisa jadi hal di atas tidak sepenuhnya terjadi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan SEC kembali menolak pengajuan Bitcoin ETF spot dan kondisi pasar crypto tidak berubah sama sekali.