Mengutip CNBC International, kejadian bermula dengan maraknya penjualan “Emas 999” di e-commerce China. Disebut “Emas 999” karena memiliki kandungan emas sebesar 99,9% alias emas 24 karat.
“Emas palsu menjadi masalah besar di China karena semakin banyak orang China yang ingin menabung untuk membeli emas,” kata Direktur Pelaksana China Market Research Group Shaun Rein, seperti dikutip Jumat (3/5/2024).
“Permintaan akan emas ditambah dengan konsumen China yang tidak canggih dan investor yang tidak mampu membedakan antara emas 24 karat dan emas berkualitas lebih rendah telah memunculkan penipu,” tambah Rein.
Laporan penipuan emas pun meningkat beberapa bulan terakhir di media lokal dan situs perlindungan konsumen China. Salah satunya, Heimao Tousu, platform layanan konsumen pihak ketiga di bawah raksasa teknologi Sina.
“Salah satu pengguna dilaporkan membeli lima liontin emas seharga 1.985 yuan China (Rp4,4 juta) di platform e-commerce online Taobao, tapi kemudian mengetahui emas itu palsu setelah melakukan uji nyala,” tambah laporan CNBC International.
“Emas palsu menjadi lebih gelap atau memperlihatkan warna kehijauan saat diletakkan di bawah api, sedangkan emas murni menjadi lebih terang jika terkena panas,” jelasnya.
Laporan lain juga datang dari sejumlah pembeli produk emas dari pengecer online Pinduoduo. Saat datang produk tersebut berkarat dan ketika dibawah toko perhiasan untuk dinilai, pembeli diberitahu barang itu palsu,” tambahnya.
Perlu diketahui, China merupakan negara dengan permintaan konsumen terbesar terhadap emas batangan. Beijing mengambil alih posisi India pada tahun 2023 untuk menjadi pembeli perhiasan emas terbesar di dunia.
Menurut data dari Dewan Emas Dunia, konsumen China membeli 603 ton perhiasan emas tahun lalu. Ini melonjak 10% dari tahun 2022.
Sementara itu, pemerintah Xi Jinping telah merilis pedoman tentang cara mengidentifikasi keaslian perhiasan emas. Tipsnya antara lain mendengarkan suara saat dilempar ke lantai atau menjatuhkan asam nitrat ke peralatan emas.
“Jika tetesan asam menunjukkan warna hijau, benda emas tersebut terbuat dari logam biasa lainnya atau berlapis emas. Jika tidak terjadi apa-apa pada emas tersebut, kemungkinan besar emas tersebut asli,” tulis pedoman itu.
Di sisi lain, mitra pendiri konsultan penelitian logam mulia Metals Focus, Nikos Kavalis, mengatakan konsumen yang akrab dengan emas dapat mengenali emas palsu berdasarkan berat, ukuran, dan volumenya. Meskipun demikian,memang terkadang masih sulit untuk mengetahui dengan pasti apakah produk yang dijual itu palsu.
“Tergantung pada desainnya, perhiasan palsu juga dapat dikenali dari kekerasannya. Emas 999 sangat lunak,” tambahnya.
“Hal utama yang dapat dilakukan konsumen untuk melindungi diri mereka adalah dengan membeli dari sumber yang memiliki reputasi baik, baik secara online maupun di toko,” kata Kavalis.
Barang palsu bukanlah fenomena baru di China. Kekuatan ekonomi ini memimpin dunia dalam hal produk palsu dan bajakan, didorong oleh pembeli yang tidak menyadari bahwa mereka membeli produk palsu, dan mereka yang secara aktif mencari produk tersebut.