Pernahkah kamu mendengar tentang hard skill dan soft skill?
Ya, dua aspek ini kerap kali diperbincangkan, terutama bagi orang yang akan memasuki dunia kerja.
Dari penyebutannya saja, kita bisa tahu bahwa hard skill dan soft skill adalah dua aspek berbeda.
Meski begitu, keduanya berperan sangat penting dalam pengembangan dan peningkatan karir seseorang.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini seputar hard skill dan soft skill dalam dunia kerja.
Pengertian Hard Skill dan Soft Skill
Secara definisi, hard skill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan.
Dilansir dari laman The Balance Career, hard skill dapat diperoleh dari pendidikan formal.
Hal itu meliputi perkualiahan, pelatihan atau training, magang, kursus, kelas online, dan program sertifikasi.
Sedangkan, soft skill merupakan kemampuan seseorang dalam mengatur diri sendiri, sikap, dan lingkungan sosial sekitarnya.
Dalam hal ini, kecerdasan emosional sangat menentukan tingkatan soft skill pada diri seseorang.
Apabila hard skill dapat diperoleh dari proses belajar, maka soft skill tidaklah demikian.
Bisa dibilang, soft skill sudah ‘bawaan’ diri seseorang, seperti halnya karakter dan perilaku.
Hard Skill dan Soft Skill Menurut Ahli
Baca berita semakin cepat dan personal
Hard Skill dan Soft Skill di Dunia Kerja, Lebih Penting Mana?
INDOZONE.ID INDOZONE
Diterbitkan : 12.18, 04/02/2020
Pernahkah kamu mendengar tentang hard skill dan soft skill?
Ya, dua aspek ini kerap kali diperbincangkan, terutama bagi orang yang akan memasuki dunia kerja.
Dari penyebutannya saja, kita bisa tahu bahwa hard skill dan soft skill adalah dua aspek berbeda.
Meski begitu, keduanya berperan sangat penting dalam pengembangan dan peningkatan karir seseorang.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini seputar hard skill dan soft skill dalam dunia kerja.
Pengertian Hard Skill dan Soft Skill
Secara definisi, hard skill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan.
Dilansir dari laman The Balance Career, hard skill dapat diperoleh dari pendidikan formal.
Hal itu meliputi perkualiahan, pelatihan atau training, magang, kursus, kelas online, dan program sertifikasi.
Sedangkan, soft skill merupakan kemampuan seseorang dalam mengatur diri sendiri, sikap, dan lingkungan sosial sekitarnya.
Dalam hal ini, kecerdasan emosional sangat menentukan tingkatan soft skill pada diri seseorang.
Apabila hard skill dapat diperoleh dari proses belajar, maka soft skill tidaklah demikian.
Bisa dibilang, soft skill sudah ‘bawaan’ diri seseorang, seperti halnya karakter dan perilaku.
Hard Skill dan Soft Skill Menurut Ahli
Menurut pakar karir, Alison Doyle, hard skill adalah kemampuan yang dapat dipelajari, dievaluasi, dan diukur.
Ia menyebutkan, hard skill merupakan aspek pertama yang dilihat oleh perekrut pada saat interview (wawancara) kerja.
Penilaian hard skill ini bertujuan untuk membandingkan secara objektif antara satu pelamar dan pelamar lain.
Dalam arti, hard skill menjadi ‘senjata utama’ seorang kandidat untuk memasuki dunia kerja profesional.
Tak heran, beberapa perusahaan terkemuka dan ternama berani menggelar ujian masuk yang sangat ketat.
Sementara itu, pakar karir multigenerasi dan penulis, Lindsey Pollak, menyebut bahwa soft skill paling penting dalam dunia kerja.
Bukan berarti hard skill tidak penting. Hanya saja, performa kerja seringkali dipandang sebagai ‘tugas’ belaka.
Nantinya, soft skill inilah yang menentukan apakah seseorang layak mendapat posisi lebih tinggi (naik jabatan).
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa hard skill adalah kemampuan yang bisa dibuktikan, sedangkan soft skill tidak.
Hard Skill dan Soft Skill dalam Dunia Kerja
Kaitan hard skill dan soft skill sebenarnya sudah terlihat di awal seseorang melamar pekerjaan.
Beberapa perusahaan biasanya mencantumkan persyaratan soft skill pada iklan lowongan kerja.
Namun, tak sedikit pula perusahaan yang hanya menuliskan syarat utama dan lebih mengarah pada hard skill.
Alasannya karena perusahaan butuh kandidat yang memiliki hard skill untuk mengisi posisi/jabatan yang dibutuhkan.
Setelah mengumpulkan beberapa kandidat dengan hard skill mumpuni, barulah pihak perekrut akan memilih yang terbaik.
Kandidat terbaik itu dipilih berdasarkan penilaian soft skill, terutama setelah bertemu langsung saat interview kerja.
Berikut ini beberapa daftar soft skill yang setidaknya perlu kamu miliki dalam dunia kerja:
1. Berpikir Kritis
Soft skill pertama yang penting di dunia kerja adalah kemampuan untuk berpikir kritis.
Dalam hal ini, berpikir kritis berkaitan dengan poin-poin seperti kreativitas, rasa ingin tahu, dan kemauan belajar.
Dengan berpikir kritis, kamu akan mampu menganalisis situasi serta mengambil keputusan tepat.
Berpikir kritis menjadi modal kamu untuk menjadi sosok pemimpin bertanggung jawab di kemudian hari nantinya.
2. Kepemimpinan
Unduh aplikasi LINE TODAY (4.2 ★)Baca berita semakin cepat dan personal
Hard Skill dan Soft Skill di Dunia Kerja, Lebih Penting Mana?
Pernahkah kamu mendengar tentang hard skill dan soft skill?
Ya, dua aspek ini kerap kali diperbincangkan, terutama bagi orang yang akan memasuki dunia kerja.
Dari penyebutannya saja, kita bisa tahu bahwa hard skill dan soft skill adalah dua aspek berbeda.
Meski begitu, keduanya berperan sangat penting dalam pengembangan dan peningkatan karir seseorang.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasan berikut ini seputar hard skill dan soft skill dalam dunia kerja.
Pengertian Hard Skill dan Soft Skill
Secara definisi, hard skill adalah keahlian utama yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan.
Dilansir dari laman The Balance Career, hard skill dapat diperoleh dari pendidikan formal.
Hal itu meliputi perkualiahan, pelatihan atau training, magang, kursus, kelas online, dan program sertifikasi.
Sedangkan, soft skill merupakan kemampuan seseorang dalam mengatur diri sendiri, sikap, dan lingkungan sosial sekitarnya.
Dalam hal ini, kecerdasan emosional sangat menentukan tingkatan soft skill pada diri seseorang.
Apabila hard skill dapat diperoleh dari proses belajar, maka soft skill tidaklah demikian.
Bisa dibilang, soft skill sudah ‘bawaan’ diri seseorang, seperti halnya karakter dan perilaku.
Hard Skill dan Soft Skill Menurut Ahli
Menurut pakar karir, Alison Doyle, hard skill adalah kemampuan yang dapat dipelajari, dievaluasi, dan diukur.
Ia menyebutkan, hard skill merupakan aspek pertama yang dilihat oleh perekrut pada saat interview (wawancara) kerja.
Penilaian hard skill ini bertujuan untuk membandingkan secara objektif antara satu pelamar dan pelamar lain.
Dalam arti, hard skill menjadi ‘senjata utama’ seorang kandidat untuk memasuki dunia kerja profesional.
Tak heran, beberapa perusahaan terkemuka dan ternama berani menggelar ujian masuk yang sangat ketat.
Sementara itu, pakar karir multigenerasi dan penulis, Lindsey Pollak, menyebut bahwa soft skill paling penting dalam dunia kerja.
Bukan berarti hard skill tidak penting. Hanya saja, performa kerja seringkali dipandang sebagai ‘tugas’ belaka.
Nantinya, soft skill inilah yang menentukan apakah seseorang layak mendapat posisi lebih tinggi (naik jabatan).
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa hard skill adalah kemampuan yang bisa dibuktikan, sedangkan soft skill tidak.
Hard Skill dan Soft Skill dalam Dunia Kerja
Kaitan hard skill dan soft skill sebenarnya sudah terlihat di awal seseorang melamar pekerjaan.
Beberapa perusahaan biasanya mencantumkan persyaratan soft skill pada iklan lowongan kerja.
Namun, tak sedikit pula perusahaan yang hanya menuliskan syarat utama dan lebih mengarah pada hard skill.
Alasannya karena perusahaan butuh kandidat yang memiliki hard skill untuk mengisi posisi/jabatan yang dibutuhkan.
Setelah mengumpulkan beberapa kandidat dengan hard skill mumpuni, barulah pihak perekrut akan memilih yang terbaik.
Kandidat terbaik itu dipilih berdasarkan penilaian soft skill, terutama setelah bertemu langsung saat interview kerja.
Berikut ini beberapa daftar soft skill yang setidaknya perlu kamu miliki dalam dunia kerja:
1. Berpikir Kritis
Soft skill pertama yang penting di dunia kerja adalah kemampuan untuk berpikir kritis.
Dalam hal ini, berpikir kritis berkaitan dengan poin-poin seperti kreativitas, rasa ingin tahu, dan kemauan belajar.
Dengan berpikir kritis, kamu akan mampu menganalisis situasi serta mengambil keputusan tepat.
Berpikir kritis menjadi modal kamu untuk menjadi sosok pemimpin bertanggung jawab di kemudian hari nantinya.
2. Kepemimpinan
Di dunia kerja, kamu bukan hanya berhadapan dengan atasan. Lebih dari itu, kamu akan berada dalam lingkup tim kerja.
Oleh karenanya, penting untukmu mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu ditunjuk menjadi pemimpin (team leader).
Sebagai seorang pemimpin, kamu disarankan untuk lebih banyak mendengar aspirasi dari para anggota tim.
Tujuannya, agar semua yang sudah direncanakan oleh manajemen tim dapat berjalan dengan baik.
Untuk melatih soft skill kepemimpinan di dunia kerja, yang pertama harus dilakukan adalah berani ambil bagian.
Selebihnya, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mentoring, manajemen konflik, dan pengambilan keputusan.
3. Keterampilan Berkomunikasi
Ingat guys, di dunia kerja kamu akan terlibat dengan banyak orang. Kamu bekerja bersama, bukan seorang diri.
Jadi, kamu harus dapat berkomunikasi dengan baik dan sopan, baik itu pada atasan maupun sesama rekan kerja.
Apabila sudah terampil berkomunikasi, kamu tidak kesulitan lagi membangun relasi dan menghadapi berbagai karakter orang.
Terlebih, jika kamu bekerja di divisi yang sering bertemu dengan klien, pelanggan, atau vendor.
Soft skill keterampilan berkomunikasi ini akan banyak membantu kamu nantinya saat presentasi dan bernegosiasi.
4. Manajemen Waktu
Berikutnya, yang tak kalah penting diterapkan di dunia kerja adalah manajemen waktu.
Di sini, kamu diminta menjadikan pekerjaan sebagai prioritas.
Semisal kamu punya pekerjaan sampingan atau urusan di luar kantor, harus pintar-pintar mengatur waktu.
Soft skill manajemen waktu akan menunjukkan apakah seseorang dapat dikatakan sebagai pribadi disiplin atau tidak.
Catatan:
Perlu diingat, apapun pekerjaan kamu, alangkah baiknya menyeimbangkan diri antara hard skill dan soft skill.
Karena, keduanya sama-sama penting dan akan berkontribusi meningkatkan karir kamu di kemudian hari.