Tempat kerjamu ingin membuka toko online? Jangan-jangan, kamu malah pemilik toko online itu? Jika begitu, kamu wajib tahu soal e-commerce dalam bentuk website.
Situs ini tak boleh sembarangan dibuat, lho. Jika itu sampai dilakukan, pelanggan bisa pergi dan enggan berkunjung ke tokomu lagi.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak di bawah ini, yuk!
Mengenal E-Commerce Website
Seperti namanya, istilah ini merujuk pada website untuk e–commerce. Kata CyberChimps, situs ini memungkinkan transaksi jual-beli barang atau jasa.
Tentu saja, halaman ini berbeda dengan situs perusahaan atau toko biasa. Strikingly punya penjelasan lengkapnya.
Situs biasa hanya punya daftar produk. Pengunjung harus mengontakmu secara langsung untuk bisa berbelanja.
Sementara itu, di website untuk e-commerce, kamu bisa langsung bertransaksi. Proses kontak tak perlu lagi dilakukan.
Situs e–commerce juga berbeda dengan platform e–commerce. Di situs, hanya ada tokomu dan barang-barang yang kamu jual.
Sementara itu, di platform e–commerce, ada banyak toko online lainnya. Ini membuatmu harus bersaing secara langsung.
Memang, halaman web ini terdengar sangat menjanjikan. Sayangnya, jenis toko online ini juga punya kelemahan.
Salah satunya adalah privasi pengguna. Kamu harus menjaga agar data-data pribadi mereka tersimpan dengan aman.
Jangan sampai, ada orang jahat yang mencuri semua itu. Pihak yang akan merugi bukan hanya pelanggan, melainkan juga dirimu.
Tips Membuat E-Commerce Website
1. Pikirkan user experience
Bayangkan kamu punya sebuah toko offline. Idealnya, kamu memikirkan kenyamanan pelanggan saat berada di sana, kan?
Misalnya, kamu membeli pendingin ruangan agar orang-orang tak gerah. Aliran listrik juga harus lancar. Bahkan, jika perlu, kamu membeli generator tambahan.
Sayangnya, hal ini kerap dilupakan oleh pemilik toko online. Mereka membuat situs belanja yang asal jadi saja.
Padahal, kenyamanan pelanggan online juga harus dipikirkan. Bagaimana perasaan mereka saat ingin membeli barang, namun situsmu sangat lambat?
Tentu saja, mereka bisa kecewa. Bahkan, dalam kasus parah, mereka tak jadi belanja dan tak ingin melirik tokomu lagi.
Jadi, sebelum memilih jasa hosting, pastikan dulu kualitasnya. Jangan sampai pelangganmu kabur karena hal sekecil loading lama.
2. Buat navigasi yang rapi
Di toko offline, kamu tentu menata barang agar mengguna mudah memilih-milih. Ikan dan seafood tak mungkin ada persis di sebelah susu bayi.
Ini juga harus kamu pikirkan di situs jualanmu. Jangan sampai, pelanggan tak jadi beli karena penataan barangmu tak rapi.
Kelompokkan produkmu berdasarkan kategori tertentu. Misalnya, pakaian formal, casual, semiformal, dan lain-lain.
Ini akan memudahkan pengunjung situs berbelanja. Siapa tahu, mereka kembali lagi suatu hari nanti.
3. Selalu update data stok
Bayangkan, kamu sedang berbelanja online. Semua langkahnya, mulai dari membuka website e-commerce hingga membayar sudah kamu tempuh.
Sayangnya, pesananmu tak kunjung datang. Saat toko online-nya ditanya, ternyata, mereka salah memasukkan data stok.
Tak ada lagi sisa barang untukmu. Toko itu terpaksa mengembalikan uangmu.
Memang, lembaran rupiah bisa kembali. Namun, rasa kecewa pelanggan tentu sulit dihilangkan.
Katanya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi, jangan lupa, selalu update stok di toko online-mu, ya!
4. Tulis informasi yang cukup
Di dunia yang ideal, sebuah web mengandung informasi yang lengkap. Dengan begitu, penggunanya bisa dengan mudah membaca berbagai keterangan di sana.
Sayangnya, dunia nyata tidak begitu. Informasi yang terlalu banyak bisa membuat durasi loading meningkat.
Selain itu, bagaimana tanggapanmu jika situs belanja punya terlalu banyak gambar dan data? Padahal, kamu ingin belanja, bukan membaca.
Jadi, masukkan informasi dengan komposisi yang pas. Taruh semua selengkap mungkin, tapi jangan sampai durasi loading jadi terlalu lama.
5. Beri beberapa pilihan pembayaran
Kamu bisa memberi pelanggan banyak pilihan pembayaran di website e–commerce-mu.
Misalnya, pilihan pembayaran utamanya adalah transfer bank. Akan tetapi, ada juga alternatif membeli dengan kartu kredit atau dompet digital.
Pelanggan tentu merasa semakin nyaman. Mereka bisa menyesuaikan pilihan dengan pertimbangan mereka sendiri.
6. Hadirkan customer service
Sebagus apa pun website e-commerce-mu, tetap ada kemungkinan pelanggan butuh bantuan. Jadi, jangan lupa, hadirkan customer service di sana.
Dengan begitu, bala bantuan siap datang kapan saja mereka dibutuhkan. Kamu pun bisa dinilai profesional dan ringan tangan.
7. Jangan lupakan keamanan
Ingat, toko online punya banyak data pribadi pelanggan. Data itu misalnya alamat, nomor HP, email, dan lain-lain. Jangan sampai semuanya tercecer atau dibiarkan terbuka begitu saja.
Pilihan E-Commerce Website Builder
Ingat, situs toko online ini dibuat sendiri. Lantas, bagaimana cara menciptakannya?
Kamu bisa membangun website untuk e–commerce dengan berbagai tool. Salah satunya adalah WooCommerce.
WooCommerce merupakan plugin di content management system WordPress. Lewatnya, kamu bisa membuat situs toko dengan mudah.
Masih banyak alternatif darinya, lho. Pilihan itu misalnya SIRCLO, Jejualan, dan lain-lain.