Trend Ecommerce
Tren pengguna e-commerce di Indonesia tumbuh cukup besar dalam beberapa tahun terakhir. Prediksinya, pertumbuhan masih akan terus terjadi dalam beberapa tahun ke depan. Mengutip dari Databoks, pengguna e-commerce di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 139 juta pengguna, kemudian naik 10,8% menjadi 154,1 juta pengguna di tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2019 diproyeksikan akan mencapai 168,3% juta pengguna dan 212,2 juta pada tahun 2023.
Menurut data dari Global Web Index, Indonesia merupakan negara dengan tingkat pertumbuhaan e-commerce tertinggi di dunia pada tahun 2019. Sebanyak 90% dari pengguna internet di Indonesia pernah melakukan pembelian produk dan jasa secara online, mulai dari usia 16 hingga 64 tahun. Memasuki tahun 2020, SIRCLO, perusahaan penyedia layanan solusi e-commerce (e-commerce enabler) memaparkan beberapa tren dan peluang yang akan dihadapi oleh pelaku bisnis dalam era digital ini. Kira-kira apa saja? Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
Pertama, peningkatan daya beli dan engagement di wilayah luar Pulau Jawa. Data internal SIRCLO yang diperoleh dari kampanye Harbolnas 12.12 lalu menunjukkan peningkatan transaksi e-commerce yang signifikan dari wilayah-wilayah di luar Pulau Jawa, seperti Bengkulu, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Kedua, pertumbuhan industri e-commerce Indonesia didominasi oleh usaha ritel yang terdiri dari beberapa kategori, seperti fashion, consumer goods, produk-produk kecantikan maupun kesehatan. Pertumbuhan pesat ini banyak difasilitasi oleh kehadiran marketplace. Dengan kemudahan dalam membuka toko online, kini pelaku bisnis dapat menawarkan jasa atau produk secara digital dengan jangkauan yang lebih luas.
Ketiga, konsumen di era modern cenderung memiliki kebiasaan belanja yang memanfaatkan platform online sekaligus offline. Menurut data dari McKinsey, 20% pelanggan Indonesia cenderung melakukan riset produk di toko online sebelum membeli produk tersebut di toko offline.
Reaksi menanggapi Trend Tersebut
Menanggapi ketiga tren tersebut, brand dan pemilik bisnis perlu memiliki kecermatan dalam memahami strategi yang dibutuhkan untuk memaksimalkan pertumbuhan bisnis. Brian Marshal, CEO dan Founder SIRCLO, menekankan bahwa peluang besar industri e-commerce Indonesia tahun 2020 terbagi menjadi tiga pilar utama, yaitu:
- Brand.com, atau website yang dibangun khusus sebagai toko online sebuah brand. Membangun brand sendiri tidak bisa lepas dari membangun kehadiran dan identitas online. Salah satu cara utamanya adalah dengan membangun toko online sendiri.
- Marketplace, yaitu kanal yang memfasilitasi transaksi jual beli online, seperti JD.id, Shopee, Tokopedia, Blibli.com dan Bukalapak. “Di permulaan, bisnis perlu memilih platform yang sudah popular terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk membangun basis pembeli yang solid. Kemudian, dari sana pemilik bisnis bisa fokus dalam mengembangkan situsnya sendiri,” ungkap Brian Marshal, CEO dan Founder SIRCLO.
- Penyediaan fitur chat commerce yang memfasilitasi interaksi penjual dengan pembeli melalui chat merupakan solusi dari transaksi regular yang memakan waktu dan kurang efisien bagi kedua pihak.
Untuk mempertajam strategi dan memaksimalkan ketiga pilar peluang tersebut, brand perlu memiliki partner e-commerce enabler yang andal. E-commerce enabler adalah perusahaan yang menyediakan layanan strategi digital end-to-end untuk memasarkan produk secara digital, hingga ke distribusi online. Dengan bermitra dengan enabler, pelaku usaha dan karyawan perusahaan dapat berfokus untuk melakukan keahlian mereka, yaitu inovasi produk.
Daftar Artikel Ecommerce :